Parlemenmalang.com-Kota Malang, Hujan disertai angin kencang melanda Kota Malang selama tiga jam kemarin (24/9).
Mengakibatkan sejumlah kerusakan di beberapa wilayah.
Mulai bangunan rusak, genangan air, pohon tumbang, dan jalan ambles.
Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Kota Malang Surya Adhi Nugroho mengatakan, hujan mulai turun sekitar pukul 13.00.
Merata di lima kecamatan.
Enam lokasi langsung tergenang
Yakni di Jalan Bareng Raya Gang II G, Jalan Danau Ranau, Jalan Raya Sulfat, Jalan Embong Brantas Gang IV, Jalan Soekarno-Hatta, dan Jalan Raden Intan.
Terjangan angin kencang juga membuat satu pohon tumbang.
Lokasinya di Jalan Ikan Tombro Timur, Kelurahan Tunjungsekar, Kecamatan Lowokwaru.
”Pohon yang tumbang itu jenis sono kembang. panjangnya enam meter dengan diameter 35 sentimeter. Pohon tersebut menimpa satu unit mobil pikap,” ujarnya.
Untuk menangani pohon tumbang itu, BPBD menerjunkan delapan personel.
Mereka dibantu enam petugas dari dinas lingkungan hidup (DLH), Babinsa, polsek, dan tim kelurahan tangguh.
Tim gabungan itu juga dilengkapi peralatan seperti chainsaw, truk hidrolis, mobil pikap, dan dump truck.
Laporan lain menyebutkan bahwa hujan mengakibatkan jalan ambles di Kampung Biru Arema atau RT 2/RW 5 Kelurahan Kiduldalem, Kecamatan Klojen.
Menurut warga bernama Dwi Anda, kerusakan jalan itu terjadi saat hujan sedang deras-derasnya.
”Sebelum jalan ambles, air masuk ke permukiman atas maupun bawah,” terang perempuan yang juga anggota kelurahan tangguh tersebut.
Kondisi permukiman di wilayah itu memang sangat dekat dengan drainase.Aliran air dari drainase di Jalan Trunojoyo dan Embong Brantas masuk ke Kampung Biru Arema.
Mengakibatkan jalan ambles, bahkan mengalir ke dalam 13 rumah warga.
Kerusakan lain terjadi di Kantor Terpadu Pemkot Malang atau Block Office di Jalan Mayjend Sungkono.
Tepatnya di kantor Badan Pendapatan Daerah (Bapenda).
Staf Bapenda Darmaji mengatakan, atap yang terbuat dari galvalum jebol setelah terkena angin.
Kejadian itu berlangsung pukul 14.00.
”Dugaan sementara ada talang air yang buntu. Air hujan tidak bisa mengalir, sehingga atap jebol,” ungkapnya.
Bagian atap yang jebol berukuran 20 meter persegi.
Beruntung saat kejadian, Bapenda sedang sepi.
Untuk sementara, pihak Bapenda memasang kayu sebagai penyangga atap.
Aliran listrik juga dimatikan agar kabel-kabel di atap tidak membahayakan.